Kamis, 15 Oktober 2015

Muludan, Sekaten, Pelal, dan Panjang Jimat

PADA BULAN MULUD, TENTANG SEKATENAN DI MATARAM, IPELAL (PANJANG JIMAT) DI CIREBON, DAN MULUDAN DI BANTEN. MARILAH KITA SIMAK TEKS SEJARAH NASKAH KERATON KACIREBONAN:
"Diceritakan di Pakungwati. Panembahan Girilaya setiap tahun mengahadap kepada Sunan Mataram. Panembahan dan rombongan berangkat ke Mataram disetiap bulan Safar sampai dengan tanggal 6 (enam) bulan Rabi’ul Awal. Gong Sekati ditabuh setelah muludan di Mataram, Gong Sekati terdengar bunyinya pada tanggal 6 sampai dengan Ipelal. Pada waktu itulah berkumpul dan menghadapnya para raja bawahan, setelah Ipelal merekapun membubarkan diri pulang ke negaranya masing-masing. Berbeda dengan Pakungwati, di Banten Gong Sekati berbunyi pada tanggal yang ke 8, perayaan Ipelalnya dapat dilakukan setelah dari Mataram. Ini dimaksudkan agar jangan sampai mendahului / menurunkan wibawa Mataram. Sebab Banten telah mengakhiri acara pasowanan, menghadap kepada Mataram disetiap tahunnya pada bulan itu. Oleh karena itu Tuan Morgel Jakarta mensiasatinya agar Ipelal di Banten tidak mendahului Mataram.
Adapun Cirebon masih tetap taat kepada Mataram sebagaimana Bupati-bupati yang lain. Seperti Bupati dari Kediri, Madiun, Banyumas, Demak, Pajang, Madura, Sampang. Mereka taat kepada Mataram tak lain hanya ingin menitipkan diri sebagaimana seorang raja bawahan. Diceritakan Panembahan Girilaya di Pakungwati, jika menghadap ke Mataram disertai oleh Ki Harya Salingsingan, Ki Dipati Ukur dan juga oleh para lurah. Yang bernama Ki Tandhamuhi, Ki Kandhuruan, Ki Waduaji Gebang yang bernama Sutajaya. Mereka menyertai Panembahan pergi ke Mataram, demikianlah kewaajiban sebagai kawula (negara bawahan). Di pondokan Mataram tidak dihargai sama sekali, jika menghadap kepada Sunan bersimpuh di tanah dengan muka yang tertunduk dan menyembah. Maka jadilah kesal hatinya Ki Harya Salingsingan. Begitu juga dengan Ki Dipati Ukur merasa jengkel, lalu menuturkan kepada Panemban Girilaya. Bahwa Panembahan adalah trah / duriyat anak cucu Rasulullah, mengapa masih menyembah patuh kepada Mataram. Kecuali seperti dirinya ia masih tunggal berasal dari Kagaluhan. Oleh itu janganlah selalu mengikuti Mataram, dirinya yang akan menanggung jika Mataram mempermasalahkannya. Maka Panembahan janganlah ikut campur dalam hal itu, ia hanya memohon berkahnya raja saja. Pastilah berkah raja wali akan melindungi, Panembahan Girilaya kemudian menjawab agar janganlah gegabah jika berbicara sebab barangkali ada yang mendengar pembicaraan bisa berbahaya, pastilah fitnah orang-orang Mataram bermunculan. Sebabnya Panembahan Girilaya berbakti kepada Susunan Mataram, jika kamu sekaliyan ingin mengetahui maka jika aku menghadap kepada Susunan, maka akan aku tunjukan yang sebenarnya yang aku sembah bakti itu. Tetapi janganlah duduk menjauh dariku, supaya bisa terdengar jika aku bisiki, maka para lurah itupun mengerti apa yang diwangsitkan Kangjeng Panembahan.
Kemudian tibalah waktunya untuk pasowanan. Sunan Mataram telah duduk di singgasana mulia, dengan dikelilingi oleh para abdi raja. Para raja bawahan duduk tertunduk ke tanah bagaikan pitik bertemu burung wulung, demikianlah roman muka para narenda mereka merasa ketabentengan. Sementara itu Panembahan Pakungwati duduk tidak jauh dengan para lurahnya, kemudian Ki Harya Salingsingan, Ki Dipati Ukur, Ki Tandhamui mereka sama-sama melihat cahaya bersinar terang disebelah Sunan Mataram. Duduk di Kursi Gading, komara pribawanya menebari jagat benderang bagaikan matahari. Para lurah kebingungan kesengsem pada cahaya itu. Setelah acara Pasowanan bubar, kemudian mereka sudah datang berkumpul kembali di pondokan."
Selanjutnya dan sebelumnya baca di buku Sejarah Cirebon Naskah Keraton Kacirebonan Teks KCR. 04. Harga Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sdh termasuk ongkos kirim. Harga sebelumnya Rp. 145.000,-
Peminat hubungi Muhamad Mukhtar Zaedin di:
HP: 081911312907
WA: 081322990419
BBM: 538c41dc
email: mukhtarzaedin@gmail.com - mukhtarzaedin@yahoo.com

Pembayaran melalui:
Bank: BRI Gunung Jati Cirebon
Norek: 0406-01-000-966-533
A/N: Muhamad Mukhtar Zaedin
CATATAN: BAGI YANG SUDAH TRANSFER MHN KIRIMKAN BUKTI DAN MEMBERIKAN ALAMAT LENGKAP UNTUK PENGIRIMAN BUKUNYA. TERIMAKASIH

*** Informasi lebih lanjut tentang Naskah Cirebon hubungi 081 322 990 419 atau 081 911 312 907 (Mukhtar)