Senin, 24 September 2012

Deskripsi Naskah Cirebon - Naskah Keraton Kacirebonan


HILL AL-RUMUZ WA MAFATIH AL-KUNUZ
11/KCR-19/Tw-1/TA/2012                 Arab                Prosa                           246 hlm
Kertas Daluang                                   30,5 x 21 cm   20,5 x 13,5 cm            9 baris/hlm

Pegarang
Ibnu Abdullah Abu Muhammad Al-Maghrabi Muhammad Al-Thai Muhyidin Arabi (Ibnu Arabi)

Penulisan
Selesai penulisan naskah ini pada hari Kamis siang, 30 Syawal tahun 1185 H.

Kolofan
Tammat al-Kitab al-musamma hill al-rumuz shonnafa al-syekh al-‘alim al-fadhil al-imam al-‘arif quthub al-aulia wa al-iraq al-muhaqqiqiin bin abdillah abu muhammad al-maghrobi rahmat Allah ‘alaih muhammad al-thaai al-ma’ruf bisyaikh rahmat Allah ‘alaih muhyiddin a’rabi qaul al-haq wa khatama al-kitab fi yaum al-khamsi waqta al-qailulah wa fi al-syahri al-sawwal wa fi al-hilal tsalatsun wa fi sanah wawi hijrah al-nabi sholla Allah ‘alaih wa sallam 1185 tammat.

Cap Kertas
-


Gambaran Isi
Bagian awal naskah ini memuat tentang doa-doa dan ayat-ayat al-Quran dilanjutkan dengan pembahasan mengenai iman, islam, dan ihsan. Penjelasan tentang makom asraf (termulia), ilmu kasbi (ilmu yang di peroleh dengan belajar), ilmu wahbi / laduni (ilmu yang di peroleh dengan syughul (tenggelam dalam dzikir kepada Allah), tingkatan suluk yang tiga, taubat, inabah, dan hakikat-hakikat dijelaskan pada halaman berikutnya. Di dalam naskah ini juga dijelskan tentang alam shogir (mikro kosmos) dan alam kabir (makro kosmos) secara detail. Selanjutnya Ibnu Arabi menulis tentang prilaku para wali yang penuh pengharapan kepada Allah swt dengan kalimat yang indah dan menyentuh perasaan:
wa idza badaa lail sami’tu hafifuhum wa aninuhum bitadloru’in wa sualin,
wa ‘uyunuhm tajri bi faidli dumu’ihim mitsla anhayalil wabil.
Artinya:
Saat malam telah tampak,
Kudengar rintih dan tangis mereka,
Dengan rasa rendah diri dalam doanya,
Air mata mereka mengalir deras,
Menetes di kedua pelupuk mata,
Laksana cucuran hujan.

Keterangan
Naskah ini menggunakan bahasa dan aksara Arab dengan makna gandul (terjemahan ala pesantren, kitab gondrong, menggunakan harkat dan makna yang menjulur ke bawah) yang tertera di bawahnya. Warna tinta hitam dan merah untuk rubrikasi (pasal) baru dan kalimat-kalimat yang menjadi kata kunci bagi kitab ini. Tulisan cukup rapih dan sangat jelas terbaca. Naskah ini menjadi jawaban atas kesungguhan kalangan keraton Cirebon dalam mempelajari ilmu tasawuf secara mendalam dan langsung dari sumbernya. Sekaligus juga jawaban terhadap kecurigaan seseorang yang selalu mengidentikan paham keraton dengan paham kejawen yang berkembang selama ini.

Tidak ada komentar: