Jumat, 30 Agustus 2013

Hill al-Rumuz wa Mafatih al-Kunuz_Karya Ibnu Arabi_Naskah Keraton Kacirebonan

Pertalian ilmu Cirebon dan Arab (Tasawuf) tidak dapat terbantah lagi dengan terbitnya Nakah Keraton Kacirebonan yang berjudul “Hill al-Rumūz wa Mafātīh al-Kunūz: Pembuka Rumus dan Kunci Perbendaharaan, yang merupakan hasil terjemahan (translasi) dan alihaksara (transliterasi) dari Naskah Keraton Kacirebonan, yang berbahasa dan aksara Arab, berharkat, dan bermakna Gandul (Glosari Antar Baris).
Sebuah nama, baik nama buku ini atau pun nama naskah aslinya, yang memberi kunci kepada kita untuk memasuki kekayaan inteletual, spiritual, dan virtual, yang luar biasa dari seorang Ibnu Arabi, yang dapat menyadarkan betapa emosi dan kecerdasan harus terus dikembangkan dan ditumbuhkan untuk mencapai kesempurnaan pengetahuan. Jika pun kesempurnaan itu merupakan kemustahilan bagi makhluk yang bernama manusia, setidaknya kita dapat mengembangkan diri dalam akal (intelektual), hati (virtual), dan rasa (spiritual) untuk lebih mendekati tujuan penciptaanya, yaitu seorang yang baik, muhsin. Dengan kata lain, menjadi orang yang berihsan seperti yang diamanatkan dalam hadis nabi yang terkenal dan sahih, Anta’budallāha ka annaka taraāhū, fain lam takun tarāahu, fa innahū yarāka. Yang artinya: bahwahasanya kamu menyembah Allah swt seolah-olah kamu melihatNya, jika pun kamu tidak mampu melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.
Dari sinilah, hampir semua sufi itu mengawali pemikiranya untuk menggarap proyek revitalisasi kesucian hati sufi dengan takhalli, meruntuhkan bangunan dosa yang telah lapuk dan koyak. Sehingga tercapailah tahalli, berhias kebaikan, seperti apa yang telah diamatkan oleh hadis tersebut untuk tegak dan kokohnya kerajaan hati insani. Yaitu manusia yang berihsan, penuh kebaikan hakiki.
Dalam naskah ini, dengan kecerdasan akalnya, Ibnu Arabi, mampu menggugah pemahaman kita terhadap ayat dan hadis yang selama ini telah diterjemahkan secara takwili dan ditafsiri secara konvensional melalui aturan pentafsiran yang baku. Sehingga, sedikit penafsiaran yang dilakukan oleh Ibnu Arabi terhadap hadis dan ayat yang ada di dalam naskah ini memberikan gedung perbendaharaan makna yang betul-betul melapangkan intelektual, mencerahkan spiritual, dan menegaskan virtual yang kaya dan segar dengan penafsiran dan takwilan yang penuh dengan ide khas dan cemerlang.
Dengan kecerdasan hatinya, Ibnu Arabi, membukakan tabir tipis yang menghalangi jiwa kita dengan tuntnan dzikir “hū” yang diajarkannya. Dengan kecerdasan rasanya, Ibnu Arabi, merobohkan dinding sir dengan kidung cinta dan syair fana yang ditembangkan pada setiap penutupan pembahasan dan diakhir setiap pasal. Sebuah kidung yang memang penuh pujian terhadap cinta yang agung. Agung karena objek cintanya adalah Allah Yang Maha Agung. Allahu Akbar.

Semoga Anda berkenan membaca buku tersebut saat terbit nanti, selamat menanti


*** Informasi lebih lanjut tentang Naskah Cirebon hubungi 081 322 990 419 atau 081 911 312 907 (Mukhtar)





Tidak ada komentar: